Iklan

Masukkan alamat email anda:

Thank you for Visit my blog

Minggu, 04 Maret 2012

Kisah Nabi Ibrohim 'alaihi ssalaam Al-Kholil dan Nabi Ismail


Nabi Ibrohim ‘alaihi ssalaam  masih keturunan dari Sam bin Nuh ‘alaihi ssalaam . Ayah Ibrohim bernama Azar. Ibrohim ‘alaihi ssalaam  punya saudara bernama Nahur dan Haran. Dari Haran, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mempunyai keponakan yang bernama Luth ‘alaihi ssalaam .
Ibrohim ‘alaihi ssalaam  menikahi wanita yang sangat cantik bernama Saroh. Saroh adalah wanita kedua dibumi yang kecantikannya tiada tandingannya setelah Hawa.
Azar hijrah ke Huran bersama Ibrohim ‘alaihi ssalaam , Saroh dan Luth ‘alaihi ssalaam . Penduduk Huran pada masa itu menyembah tujuh bintang berhala.
Alloh subhaanahu wata’aala memilih Ibrohim untuk membawa risalah tauhid.
“Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrohim hidayah sebelum (Musa dan Harun) dan Kami mengetahui keadaannya” (Qs. al Anbiyaa : 51)
Ketika mendapati kaumnya begitu teggelam dalam beribadah kepada matahari, bulan, dan bintang-bintang, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mencoba mendakwahi mereka dengan membuat argumentasi. Ketika malam telah gelap dan Ibrohim ‘alaihi ssalaam  melihat bintang berbinar, berkatalah Ibrohim, “Inilah tuhanku”
Tapi, setelah bintang itu tenggelam, berkata ibrohim ‘alaihi ssalaam , Aku tidak suka kepada yang tenggelam”. Kemudian Ibrohim ‘alaihi ssalaam  melihat bulan, ia pun berkata, “inilah tuhanku”, namun bulan itu juga tenggelam sehingga Ibrohim ‘alaihi ssalaam  berkata, “Sesungguhnya jika tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku pastilah aku termasuk orang yang sesat”
Manakala melihat matahari, Ibrohim berkata, “Inilah tuhanku, ini yang lebih besar” Tapi matahari itu juga tenggelam.
“Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan”
Dari dialognya, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  telah membuktikan kepada kaumnya bila apa yang mereka sembah berupa bintang, bulan dan matahari adalah benda yang tidak abadi. Mana mungkin benda-benda seperti itu dijadikan Tuhan sesembahan sementara benda-benda itu bisa sirna tenggelam ditelan hari. Namun, kaumnya tetap pada kebodohan mereka. Sedikitpun mereka tidak terpengaruh dengan nasihat Ibrohim ‘alaihi ssalaam  yang benar.
Suatu hari, kaumnya memperingati hari raya agama mereka yang menyembah patung-patung. Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mengatakan bahwa dia sedang sakit sehingga tidak bisa ikut berpesta dilapangan. Pada saat kaumnya berbondong-bondong menuju lapangan, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  menuju ke rumah berhala. Dirumah berhala itu terdapa banyak patung dan sesajian beraneka makanan.
“Apakah kalian tidak makan?” ujar Ibrohim ‘alaihi ssalaam  kepada patung-patung.
“Mengapa kalian tidak menjawab?” tanya Ibrohim ‘alaihi ssalaam  lagi. Tapi tentu saja Ibrohim ‘alaihi ssalaam  hanya menghina patung-patung yang disembah itu karena patung memang tidak bisa bicara dan tidak bisa makan. Patung hanyalah buatan manusia yang kemudian mereka sembah sendiri karena kebodohan.
Setelah mendapati patung-patung itu diam membisu, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  memukul semua berhala itu dan hanya menyisakan satu patung yang terbesar. Selesai dengan rencananya, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  pun kembali ke rumah.
Kaumnya selesai dari acara hari raya. Mereka menuju ke rumah ibadah. Alangkah terkejutnya mereka saat mendapati rumah berhala mereka dalam keadaan berantakan. Merka sangat marah ketika melihat semua patung-patung telah hancur. Mereka mulai berkesimpulan Ibrohim lah sebagai pelakunya. Segera mereka memanggil Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
“Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap Tuhan-Tuhan kami hai Ibrohim ‘alaihi ssalaam ?” tanya kaumnya.
“Patung yang terbesar itulah pelakunya, tanyalah padanya jika ia memang bisa bicara” jawab Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
Mendengar jawaban Ibrohim ‘alaihi ssalaam , kaumnya tersentak menyadari sindiran itu.
“Sungguh kamu tahu Ibrohim bila berhala ini tidak bisa bicara”
“Lalu mengapa kalian menyembahnya selain Alloh padahal ia tidak bisa memberi manfaat sedikitpun dan juga tidak bisa memberi mudhorot kepadamu?”
Kaum Ibrohim ‘alaihi ssalaam  menjadi marah. Mereka tidak bisa membantah Ibrohim ‘alaihi ssalaam  sehingga mereka pun menggunakan kemarahan untuk menutupi kekalahan mereka.

Segera, mereka memutuskan untuk membakar Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Kayu bakar pun dikumpulkan dalam jumlah yang banyak sehingga menjadi api yang sangat besar. Kemudian mereka melempar Ibrohim ‘alaihi ssalaam  kekobaran api yang menyala-nyala itu. Pada saat itu lah Alloh menunjukkan kekuasannya. Alloh subhaanahu wata’aala berfirman kepada api,
“Hai api, dinginlah. Dan menjadi keselamatan lah bagi Ibrohim ‘alaihi ssalaam ” (Qs. Anbiya : 69)
Seketika Api menjadi dingin. Ibrohim pun selamat tanpa tersentuh sedikitpun oleh api.
Kaum Ibrohim ‘alaihi ssalaam  menyaksikan mukjizat itu. Mereka sangat takjub. Namun, kesombongan mereka menjadikan mereka tetap tidak mau beriman kepada Alloh subhaanahu wata’aala.


Ibrohim Dan Raja Namrudz

Namrudz adalah Raja Babilonia yang kejam dan kafir. Ketika Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mendakwahinya agar beribadah kepada Alloh subhaanahu wata’aala, Namrudz malah menolaknya dan dengan sombong Namrudz mengaku sebagai Tuhan.
Berkata ibrohim ‘alaihi ssalaam , “Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan”
Raja Namrudz berkata, “Aku pun bisa menghidupkan dan mematikan”
Lalu Raja Namrudz memanggil dua orang laki-laki. Yang satu dibunuhnya dan satu lagi dibiarkan hidup.
Perbuatan ini dilakukan Namrudz untuk menunjukkan bila dirinya adalah tuhan yang bisa menentukan hidup dan mati.
Berkata lagi Ibrohim ‘alaihi ssalaam , “Sesungguhnya Alloh subhaanahu wata’aala bisa menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat”
Raja Namrudz terdiam. Ia tidak bisa menjawab apa-apa atas tantangan Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Lalu Alloh subhaanahu wata’aala mengutus malaikat kepada Namrudz. Malaikat mendatangi Namrudz sebanyak tiga kali menyeru Namrudz agar mau masuk Islam, tapi raja yang sombong itu tetap saja tidak mau beriman. Akhirnya malaikat menantang Namrudz. Namrudz mengumpulkan semua tentaranya. Alloh pun mengirim tentara nyamuk dalam jumlah yang sangat banyak. Nyamuk-nyamuk itu menyerang tentara Namrudz dan memakan daging dan darah mereka sehingga tentara Namrudz mati. Lalu seekor nyamuk masuk kehidung Namrudz. Nyamuk itu menyerang dan menyakiti Namrudz. Raja Namrudz benar-benar tersiksa karena nyamuk itu. Kerap kali Namrudz memukul kepalanya dengan besi karena kesakitan akibat gigitan nyamuk. Akhirnya Namrudz pun mati dalam keadaan hina dan tersiksa.


Saroh Dan Raja Mesir

Ibrohim ‘alaihi ssalaam  dan Isterinya Saroh hijrah ke Mesir. Kedatangan mereka diketahui pihak kerajaan. Mereka menceritakan tentang kecantikan Saroh kepada sang raja sehingga Raja Mesir sangat tertarik kepada Saroh. Raja pun mengutus pengawal untuk menanyakan status Saroh kepada Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mengatakan bila Saroh adalah saudaranya. Setelah itu Raja memerintahkan agar Saroh dibawa menghadapnya.
Ibrohim ‘alaihi ssalaam  berkata kepada Saroh sebelum ia dibawa para pengawal, “Utusan kerajaan bertanya tentang engkau, maka kukatakan bila engkau adalah saudaraku karena hanya kita berdua yang muslim. Engkau adalah saudaraku dalam Islam, maka jangan kau dustakan ini didepan Raja”
Saroh pun berangkat ke istana. Setibanya di istana, raja benar-benar terspesona melihat kecantikan Saroh. Raja menempatkan Saroh di kamar yang megah. Kemudian Raja mendatangi Saroh di kamar bermaksud untuk menodai kehormatannya. Saroh pun berwudhu dan berdoa agar Alloh subhaanahu wata’aala menjaga kesuuciannya. Manakala sang Raja bermaksud menyentuh Saroh, seketika itu juga tubuh Sang Raja gemetaran lalu jatuh tersungkur. Raja itu mengulangi lagi niatnya. Maka Alloh menjadikan tubuh sang raja itu kembali gemetaran dan jatuh tersungkur. Demikian keadaan itu menimpa Sang Raja sampai tiga kali sehingga Raja menjadi ketakutan sendiri. Raja pun meninggalkan Saroh dan memerintahkan agar pengawalnya mengembalikan Saroh kepada Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Dengan penjagaan Alloh subhaanahu wata’aala, Saroh pun kembali ke sisi suaminya dalam kondisi suci seperti saat keberangkatannya ke istana. Kepada Saroh, sang Raja menghadiahkan seorang budaknya yang bernama Hajar. Setibanya Saroh, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  pun memutuskan untuk segera meninggalkan mesir. Berangkatlah mereka bersama Hajar.


Kelahiran Nabi Ismail

Saroh menghadiahkan Hajar kepada Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Ibrohim ‘alaihi ssalaam  pun menerima Hajar dan menikahinya. Dengan izin Alloh, Hajar hamil. Ibrohim sangat bahagia sekali karena dia sudah tua dan belum juga mempunyai anak. Sebaliknya, Saroh menjadi sangat cemburu. Saroh sudah lama menikah dengan Ibrohim ‘alaihi ssalaam  tapi ia belum juga hamil. Saroh bersumpah meminta Ibrohim tidak membiarkan Hajar serumah dengannya.
Alloh mewahyukan kepada Ibrohim ‘alaihi ssalaam  agar membawa Hajar pergi. Saat itu, Hajar telah melahirkan anak laki-laki yang mereka namai Ismail. Berangkatlah Hajar dengan menggendong Ismail menuruti langkah suaminya yang membawanya pergi ke Makkah.
Sesampainya ditempat yang dituju, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  meninggalkan keduanya. Tentu saja Hajar sangat takut karena dia ditinggal di padang pasir yang gersang tanpa ada manusia seorangpun yang tinggal di sana.
“Wahai Ibrohim, ke mana engkau hendak pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami?” Tanya Hajar seraya memegang ujung jubah Ibrohim. Ibrohim hanya diam.
“Apakah ini perintah Alloh?” tanya Hajar lagi.
“ya” barulah Ibrohim ‘alaihi ssalaam  bersuara.
“Kalau begitu, Alloh tidak akan menyia-nyiakan kami” ujar hajar dengan keimanannya.
Ibrohim ‘alaihi ssalaam  pun pergi. Hajar hanya bisa memandangi kepergian suaminya sambil mendekap Ismail ‘alaihi ssalaam  dengan kasih sayang.
Setelah Ibrohim ‘alaihi ssalaam  lenyap dari pandangannya, Hajar menyusui Ismail. Ia pun makan dan minum bekalnya sampai lama-kelamaan habis. Setelah bekal mereka habis, Hajar dan Ismail ‘alaihi ssalaam  mulai kehausan. Hajar berusaha mencari air. Diletakkannya Ismail ‘alaihi ssalaam , lalu ia mulai mendaki bukit Shofa untuk melihat-lihat ada orang yang bisa menolongnya. Namun, tidak ada siapapun yang dilihatnya. Hajar kembali mendaki bukit Marwah. Tetap saja tidak ada orang yang dilihatnya. Terus, Hajar berulang-ulang berlari mendaki bukit Shofa dan Marwah. Sembari mendaki, matanya menoleh kearah Ismail ‘alaihi ssalaam  yang tergolek sendirian. Hajar mendaki antara Shofa dan Marwah sebanyak tujuh kali, itulah sebabnya manusia sampai sekarang melakukan ibadah Sa’i antara kedua bukit tersebut.
Ketika Hajar berada di atas bukit Marwah, ia mendengar suara yang memerintahkannya untuk diam. Ternyata, Hajar mendapati malaikat yang berada disuatu tempat yang nanti dinamai mata air Zam-zam. Malaikat itu mengais-ngais tanah. Lalu muncullah air yang terus mengalir. Tentu saja Hajar sangat bahagia.Hajar memuji Alloh subhaanahu wata’aala dan sangat bersyukur atas nikmat yang diberikan kepadanya itu. Dengan bergegas ia meminum airnya dan menyusui Ismail ‘alaihi ssalaam .
Beberapa tahun berlalu. Dengan tabah dan sabar, Hajar tinggal di padang pasir yang tandus bersama Ismail ‘alaihi ssalaam  yang mulai tumbuh dewasa. Kemudian Alloh mengutus kabilah Arab Jurhum. Ketika melihat Hajar, mereka memutuskan untuk tinggal didekat Hajar. Hajar pun dengan senang mengizinkan mereka. Akhirnya, Hajar mempunyai tetangga yang menemani mereka.
Ismail ‘alaihi ssalaam  semakin hari tumbuh sebagai pemuda yang tampan dan gagah. Keluarga Arab Jurhum sangat menyukai Ismail ‘alaihi ssalaam . Akhirnya mereka meminta agar Hajar menikahkan Ismail ‘alaihi ssalaam  dengan putri mereka. Hajar menganggap itu usul yang baik. Menikahlah Ismail ‘alaihi ssalaam . Tak lama kemudian , Hajar tertimpa sakit. Lalu Hajar pun meninggal.
Suatu hari, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mengunjungi Ismail ‘alaihi ssalaam . Namun, Ismail ‘alaihi ssalaam  sedang berburu. Di rumahnya Ibrohim hanya bertemu dengan menantunya.
“Bagaimana kehidupan kalian?” tanya Ibrohim ‘alaihi ssalaam
“Kondisi kami sangat sulit dan memprihatinkan” keluh istri Ismail ‘alaihi ssalaam .
“Kalau suamimu pulang, salamku kepadanya dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya” pesan Ibrohim ‘alaihi ssalaam  lalu ia pun pergi.
Sepulangnya Ismail ‘alaihi ssalaam , ia merasakan sesuatu. “Apakah ada yang datang?”
“Ya” jawab istri Ismail ‘alaihi ssalaam  lalu menceritakan perihal Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
“Itu adalah ayahku dan ia memerintahkanku agar menceraikanmu”
Ismail ‘alaihi ssalaam  langsung melaksanakan perintah ayahnya karena ayahnya adalah nabi yang ucapannya tidaklah diikuti oleh hawa nafsu. Setelah itu , Ismail menikahi wanita lain. Selang beberapa waktu kemudian, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  datang lagi.
“Suamiku sedang berburu” ujar istri Ismail ‘alaihi ssalaam  yang baru saat Ibrohim ‘alaihi ssalaam  bertanya tentang Ismail ‘alaihi ssalaam .
“Bagaimana kehidupan kalian?” tanya Ibrohim ‘alaihi ssalaam
Istri Ismail ‘alaihi ssalaam  yang baru adalah wanita yang sholihah. Ia pun memuji Alloh ‘alaihi ssalaam  dan mensyukuri kebaikan suaminya.
“Kalau suamimu pulang sampaikan salamku dan katakan agar ia menguatkan palang pintunya” pesan Ibrohim ‘alaihi ssalaam  sebelum ia beranjak pergi.
Ketika Ismail ‘alaihi ssalaam  pulang, ia bertanya, “Apakah ada yang datang?”
“Ya” jawab istrinya lalu bercerita perihal Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
“Itu adalah ayahku, ia memerintahkanku agar mempertahnkanmu sebagai istriku” jelas Ismail ‘alaihi ssalaam .
Ibrohim ‘alaihi ssalaam  datang untuk yang ketiga kalinya. Akhirnya Alloh mempertemukan mereka. Ismail ‘alaihi ssalaam  menyambuat ayahnya dengan sukacita.
“Wahai Ismail, Alloh memerintahkanku agar membangun rumah Ibadah untuk manusia di sini”
“Saya akan membantumu, ayah”
Maka mulailah mereka membuat pondasi baitulloh ka’bah.


Kisah Penyembelihan Ismail  ‘alaihi ssalaam

Semakin lama, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  semakin mencintai dan menyayangi Ismail ‘alaihi ssalaam . Alloh pun menguji Ibrohim ‘alaihi ssalaam  melalui mimpi yang terjadi setiap malam selama tiga hari berturut-turut. Ibrohim ‘alaihi ssalaam  menceritakan mimpinya itu kepada anak tercintanya itu.
“Sungguh aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu…” ujar Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAlloh engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar” jawab Ismaill ‘alaihi ssalaam .
Ibrohim ‘alaihi ssalaam  lalu membaringkan Ismail ‘alaihi ssalaam  dengan menelungkupkan wajahnya agar saat menyembelih dia tidak melihat wajah anaknya. Bagaimanapun Ismail ‘alaihi ssalaam  adalah anaknya yang sangat dicintai dan disayanginya. Namun, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  tunduk dan patuh pada perintah Alloh karena mimpi seorang nabi adalah wahyu. Saat hendak menyembelih, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  membaca basmallah dan bertakbir. Ismail ‘alaihi ssalaam  mengucapkan syahadat. Keduanya telah siap melaksanakan apa yang diwahyukan Alloh dengan sangat sabar. Pada saat yang mencekam itulah, Alloh berfirman…
“Wahai Ibrohim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh ini adalah benar-benar ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu (Ismail) dengan sesembelihan yang besar” (Qs. ‘alaihi ssalaam h Shaffat : 102-107)
Alloh meebus Ismail ‘alaihi ssalaam  dengan seekor domba putih bertanduk. Ibrohim ‘alaihi ssalaam  diperintah membebaskan Ismail ‘alaihi ssalaam  dan menyembelih domba tersebut. Tentu saja Ibrohim ‘alaihi ssalaam  dan Ismail ‘alaihi ssalaam  sangat bersyukur. Demikianlah Alloh menguji keimanan hambanya. Sesungguhnya Ibrohim ‘alaihi ssalaam  dan Ismail ‘alaihi ssalaam  memang hamba-hamba Alloh yang sabar dan taat pada Robb-Nya!


Kehamilan Saroh

Suatu hari, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  kedatangan tamu. Setelah menyambut mereka, Ibrohim ‘alaihi ssalaam  menemui istrinya lalu kembali lagi menemui sang tamu dengan membawa daging anak sapi yang sudah matang.
“Silahkan makan,” ujar Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Namun, tamu-tamunya itu tidak sedikitpun menyentuh hidangnnya. Hati Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mulai disusupi rasa takut.
“Jangan takut, sesungguhnya kami adalah malaikat yang diutus kepada kaum Luth” ujar malikat. Barulah Ibrohim ‘alaihi ssalaam  mengetahui perihal tamunya. Hatinya menjadi lapang. Pada saat itulah malaikat menyampaikan berita gembira bahwa Saroh akan hamil dan melahirkan anak yang bernama Ishaq ‘alaihi ssalaam , kelak dari Ishaq akan lahir Ya’qub ‘alaihi ssalaam  dan anak keturunannya. Mendengar berita gembira , Saroh yang berada dibalik tirai menjadi terkejut.
“Sangat mengherankan, apakah aku akan melahirkan padahal aku seorang permpuan yang sudah tua dan suamiku pun juga sudah tua? Sungguh ini benar-benar mustahil…” seru Saroh tak percaya.
“Apakah kamu heran dengan ketetapan Alloh? Itu adalah rahmat dan berkah Alloh atasmu hai Ahlulbait. Sesungguhnya Alloh Maha Terpuji dan Maha Pemurah” (Qs. Hud : 72)
Begitulah Alloh subhaanahu wata’aala membalas kesabaran dan ketaatan para hambaNya. Taklama, Saroh pun mulai hamil. Saroh dan Ibrohim ‘alaihi ssalaam  menjadi sangat bahagia. Terlebih saat lahirlah bayi laki-laki yang sehat dan mereka namai Ishaq ‘alaihi ssalaam .


Kematian Ibrohim

Saroh hidup bersama Ibrohim ‘alaihi ssalaam  selama berpuluh-puluh tahun dalam rentang usia yang sangat tua. Pada saat usia Saroh 129 tahun, ia pun meninggal. Ibrohim ‘alaihi ssalaam  sangat berduka karena ia sangat mencintai istrinya itu. Ibrohim ‘alaihi ssalaam  hidup sampai berumur 200 tahun. Kemudian ia pun meninggal. Ismail ‘alaihi ssalaam  dan Ishaq ‘alaihi ssalaam  menguburkan mayat ayah mereka disisi kuburan Saroh.





>>sumber referensi / rujukan<<


Terjemahan : 

Alqur'anul Karim
Tafsir Ibnu Katsir
Kisah para nabi & Rosul Ibnu Katsir
Tafsir As-sa'di
Tahdzib Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam
Raudhah Al Anwar fi siroh An Nabiy Al Mukhtar
Ar-Rohiqul Makhtum Syafiyurrohman
Nisaa' Haular Rosul
Shohih As Siroh An Nabawiyah
Hakikat Syahadat Rosululloh

0 komentar:

Posting Komentar

komentar anda akan sangat membantu untuk perkembangan blog ini. Dimohon untuk berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun. Dilarang keras berkomentar mengenai musik, nyanyian, hinaan, cacian, pelecehan agama, dan sebagainya. Dipersilahkan untuk berkomentar di luar tema postingan. terimakasih dan wassalaamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh.