Nabi Ibrohim ‘alaihi ssalaam masih keturunan dari Sam bin Nuh ‘alaihi
ssalaam . Ayah Ibrohim bernama Azar. Ibrohim ‘alaihi ssalaam punya saudara bernama Nahur dan Haran. Dari
Haran, Ibrohim ‘alaihi ssalaam mempunyai
keponakan yang bernama Luth ‘alaihi ssalaam .
Ibrohim ‘alaihi ssalaam menikahi wanita yang sangat cantik bernama
Saroh. Saroh adalah wanita kedua dibumi yang kecantikannya tiada tandingannya
setelah Hawa.
Azar hijrah ke Huran bersama Ibrohim ‘alaihi
ssalaam , Saroh dan Luth ‘alaihi ssalaam . Penduduk Huran pada masa itu
menyembah tujuh bintang berhala.
Alloh subhaanahu wata’aala memilih Ibrohim
untuk membawa risalah tauhid.
“Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan
kepada Ibrohim hidayah sebelum (Musa dan Harun) dan Kami mengetahui keadaannya”
(Qs. al Anbiyaa : 51)
Ketika mendapati kaumnya begitu teggelam
dalam beribadah kepada matahari, bulan, dan bintang-bintang, Ibrohim ‘alaihi
ssalaam mencoba mendakwahi mereka dengan
membuat argumentasi. Ketika malam telah gelap dan Ibrohim ‘alaihi ssalaam melihat bintang berbinar, berkatalah Ibrohim,
“Inilah tuhanku”
Tapi, setelah bintang itu tenggelam,
berkata ibrohim ‘alaihi ssalaam , Aku tidak suka kepada yang tenggelam”.
Kemudian Ibrohim ‘alaihi ssalaam melihat
bulan, ia pun berkata, “inilah tuhanku”, namun bulan itu juga tenggelam
sehingga Ibrohim ‘alaihi ssalaam berkata, “Sesungguhnya jika tuhanku tidak
memberi petunjuk kepadaku pastilah aku termasuk orang yang sesat”
Manakala melihat matahari, Ibrohim
berkata, “Inilah tuhanku, ini yang lebih besar” Tapi matahari itu juga
tenggelam.
“Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas
diri dari apa yang kalian persekutukan”
Dari dialognya, Ibrohim ‘alaihi ssalaam telah membuktikan kepada kaumnya bila apa yang
mereka sembah berupa bintang, bulan dan matahari adalah benda yang tidak abadi.
Mana mungkin benda-benda seperti itu dijadikan Tuhan sesembahan sementara
benda-benda itu bisa sirna tenggelam ditelan hari. Namun, kaumnya tetap pada
kebodohan mereka. Sedikitpun mereka tidak terpengaruh dengan nasihat Ibrohim ‘alaihi
ssalaam yang benar.
Suatu hari, kaumnya memperingati hari raya
agama mereka yang menyembah patung-patung. Ibrohim ‘alaihi ssalaam mengatakan bahwa dia sedang sakit sehingga
tidak bisa ikut berpesta dilapangan. Pada saat kaumnya berbondong-bondong
menuju lapangan, Ibrohim ‘alaihi ssalaam menuju ke rumah berhala. Dirumah berhala itu
terdapa banyak patung dan sesajian beraneka makanan.
“Apakah kalian tidak makan?” ujar Ibrohim ‘alaihi
ssalaam kepada patung-patung.
“Mengapa kalian tidak menjawab?” tanya
Ibrohim ‘alaihi ssalaam lagi. Tapi tentu
saja Ibrohim ‘alaihi ssalaam hanya
menghina patung-patung yang disembah itu karena patung memang tidak bisa bicara
dan tidak bisa makan. Patung hanyalah buatan manusia yang kemudian mereka
sembah sendiri karena kebodohan.
Setelah mendapati patung-patung itu diam
membisu, Ibrohim ‘alaihi ssalaam memukul
semua berhala itu dan hanya menyisakan satu patung yang terbesar. Selesai
dengan rencananya, Ibrohim ‘alaihi ssalaam pun kembali ke rumah.
Kaumnya selesai dari acara hari raya.
Mereka menuju ke rumah ibadah. Alangkah terkejutnya mereka saat mendapati rumah
berhala mereka dalam keadaan berantakan. Merka sangat marah ketika melihat
semua patung-patung telah hancur. Mereka mulai berkesimpulan Ibrohim lah sebagai
pelakunya. Segera mereka memanggil Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
“Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini
terhadap Tuhan-Tuhan kami hai Ibrohim ‘alaihi ssalaam ?” tanya kaumnya.
“Patung yang terbesar itulah pelakunya,
tanyalah padanya jika ia memang bisa bicara” jawab Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
Mendengar jawaban Ibrohim ‘alaihi ssalaam ,
kaumnya tersentak menyadari sindiran itu.
“Sungguh kamu tahu Ibrohim bila berhala
ini tidak bisa bicara”
“Lalu mengapa kalian menyembahnya selain
Alloh padahal ia tidak bisa memberi manfaat sedikitpun dan juga tidak bisa memberi
mudhorot kepadamu?”
Kaum Ibrohim ‘alaihi ssalaam menjadi marah. Mereka tidak bisa membantah
Ibrohim ‘alaihi ssalaam sehingga mereka
pun menggunakan kemarahan untuk menutupi kekalahan mereka.
Segera, mereka memutuskan untuk membakar Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Kayu bakar pun dikumpulkan dalam jumlah yang banyak sehingga menjadi api yang sangat besar. Kemudian mereka melempar Ibrohim ‘alaihi ssalaam kekobaran api yang menyala-nyala itu. Pada saat itu lah Alloh menunjukkan kekuasannya. Alloh subhaanahu wata’aala berfirman kepada api,
“Hai api, dinginlah. Dan menjadi
keselamatan lah bagi Ibrohim ‘alaihi ssalaam ” (Qs. Anbiya : 69)
Seketika Api menjadi dingin. Ibrohim pun
selamat tanpa tersentuh sedikitpun oleh api.
Kaum Ibrohim ‘alaihi ssalaam menyaksikan mukjizat itu. Mereka sangat
takjub. Namun, kesombongan mereka menjadikan mereka tetap tidak mau beriman
kepada Alloh subhaanahu wata’aala.
Ibrohim Dan Raja
Namrudz
Namrudz adalah Raja Babilonia yang kejam
dan kafir. Ketika Ibrohim ‘alaihi ssalaam mendakwahinya agar beribadah kepada Alloh
subhaanahu wata’aala, Namrudz malah menolaknya dan dengan sombong Namrudz
mengaku sebagai Tuhan.
Berkata ibrohim ‘alaihi ssalaam , “Tuhanku
ialah yang menghidupkan dan mematikan”
Raja Namrudz berkata, “Aku pun bisa
menghidupkan dan mematikan”
Lalu Raja Namrudz memanggil dua orang
laki-laki. Yang satu dibunuhnya dan satu lagi dibiarkan hidup.
Perbuatan ini dilakukan Namrudz untuk
menunjukkan bila dirinya adalah tuhan yang bisa menentukan hidup dan mati.
Berkata lagi Ibrohim ‘alaihi ssalaam ,
“Sesungguhnya Alloh subhaanahu wata’aala bisa menerbitkan matahari dari timur,
maka terbitkanlah ia dari barat”
Raja Namrudz terdiam. Ia tidak bisa
menjawab apa-apa atas tantangan Ibrohim ‘alaihi ssalaam . Lalu Alloh subhaanahu
wata’aala mengutus malaikat kepada Namrudz. Malaikat mendatangi Namrudz
sebanyak tiga kali menyeru Namrudz agar mau masuk Islam, tapi raja yang sombong
itu tetap saja tidak mau beriman. Akhirnya malaikat menantang Namrudz. Namrudz
mengumpulkan semua tentaranya. Alloh pun mengirim tentara nyamuk dalam jumlah
yang sangat banyak. Nyamuk-nyamuk itu menyerang tentara Namrudz dan memakan
daging dan darah mereka sehingga tentara Namrudz mati. Lalu seekor nyamuk masuk
kehidung Namrudz. Nyamuk itu menyerang dan menyakiti Namrudz. Raja Namrudz
benar-benar tersiksa karena nyamuk itu. Kerap kali Namrudz memukul kepalanya
dengan besi karena kesakitan akibat gigitan nyamuk. Akhirnya Namrudz pun mati
dalam keadaan hina dan tersiksa.
Saroh Dan Raja Mesir
Ibrohim ‘alaihi ssalaam dan Isterinya Saroh hijrah ke Mesir.
Kedatangan mereka diketahui pihak kerajaan. Mereka menceritakan tentang
kecantikan Saroh kepada sang raja sehingga Raja Mesir sangat tertarik kepada
Saroh. Raja pun mengutus pengawal untuk menanyakan status Saroh kepada Ibrohim ‘alaihi
ssalaam . Ibrohim ‘alaihi ssalaam mengatakan bila Saroh adalah saudaranya.
Setelah itu Raja memerintahkan agar Saroh dibawa menghadapnya.
Ibrohim ‘alaihi ssalaam berkata kepada Saroh sebelum ia dibawa para
pengawal, “Utusan kerajaan bertanya tentang engkau, maka kukatakan bila engkau
adalah saudaraku karena hanya kita berdua yang muslim. Engkau adalah saudaraku
dalam Islam, maka jangan kau dustakan ini didepan Raja”
Saroh pun berangkat ke istana. Setibanya
di istana, raja benar-benar terspesona melihat kecantikan Saroh. Raja
menempatkan Saroh di kamar yang megah. Kemudian Raja mendatangi Saroh di kamar
bermaksud untuk menodai kehormatannya. Saroh pun berwudhu dan berdoa agar Alloh
subhaanahu wata’aala menjaga kesuuciannya. Manakala sang Raja bermaksud menyentuh
Saroh, seketika itu juga tubuh Sang Raja gemetaran lalu jatuh tersungkur. Raja
itu mengulangi lagi niatnya. Maka Alloh menjadikan tubuh sang raja itu kembali
gemetaran dan jatuh tersungkur. Demikian keadaan itu menimpa Sang Raja sampai
tiga kali sehingga Raja menjadi ketakutan sendiri. Raja pun meninggalkan Saroh
dan memerintahkan agar pengawalnya mengembalikan Saroh kepada Ibrohim ‘alaihi
ssalaam . Dengan penjagaan Alloh subhaanahu wata’aala, Saroh pun kembali ke
sisi suaminya dalam kondisi suci seperti saat keberangkatannya ke istana.
Kepada Saroh, sang Raja menghadiahkan seorang budaknya yang bernama Hajar.
Setibanya Saroh, Ibrohim ‘alaihi ssalaam pun memutuskan untuk segera meninggalkan
mesir. Berangkatlah mereka bersama Hajar.
Kelahiran Nabi Ismail
Saroh menghadiahkan Hajar kepada Ibrohim ‘alaihi
ssalaam . Ibrohim ‘alaihi ssalaam pun
menerima Hajar dan menikahinya. Dengan izin Alloh, Hajar hamil. Ibrohim sangat
bahagia sekali karena dia sudah tua dan belum juga mempunyai anak. Sebaliknya,
Saroh menjadi sangat cemburu. Saroh sudah lama menikah dengan Ibrohim ‘alaihi
ssalaam tapi ia belum juga hamil. Saroh
bersumpah meminta Ibrohim tidak membiarkan Hajar serumah dengannya.
Alloh mewahyukan kepada Ibrohim ‘alaihi
ssalaam agar membawa Hajar pergi. Saat
itu, Hajar telah melahirkan anak laki-laki yang mereka namai Ismail. Berangkatlah
Hajar dengan menggendong Ismail menuruti langkah suaminya yang membawanya pergi
ke Makkah.
Sesampainya ditempat yang dituju, Ibrohim ‘alaihi
ssalaam meninggalkan keduanya. Tentu
saja Hajar sangat takut karena dia ditinggal di padang pasir yang gersang tanpa
ada manusia seorangpun yang tinggal di sana.
“Wahai Ibrohim, ke mana engkau hendak
pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami?” Tanya Hajar seraya memegang ujung
jubah Ibrohim. Ibrohim hanya diam.
“Apakah ini perintah Alloh?” tanya Hajar
lagi.
“ya” barulah Ibrohim ‘alaihi ssalaam bersuara.
“Kalau begitu, Alloh tidak akan
menyia-nyiakan kami” ujar hajar dengan keimanannya.
Ibrohim ‘alaihi ssalaam pun pergi. Hajar hanya bisa memandangi
kepergian suaminya sambil mendekap Ismail ‘alaihi ssalaam dengan kasih sayang.
Setelah Ibrohim ‘alaihi ssalaam lenyap dari pandangannya, Hajar menyusui
Ismail. Ia pun makan dan minum bekalnya sampai lama-kelamaan habis. Setelah
bekal mereka habis, Hajar dan Ismail ‘alaihi ssalaam mulai kehausan. Hajar berusaha mencari air.
Diletakkannya Ismail ‘alaihi ssalaam , lalu ia mulai mendaki bukit Shofa untuk
melihat-lihat ada orang yang bisa menolongnya. Namun, tidak ada siapapun yang
dilihatnya. Hajar kembali mendaki bukit Marwah. Tetap saja tidak ada orang yang
dilihatnya. Terus, Hajar berulang-ulang berlari mendaki bukit Shofa dan Marwah.
Sembari mendaki, matanya menoleh kearah Ismail ‘alaihi ssalaam yang tergolek sendirian. Hajar mendaki antara
Shofa dan Marwah sebanyak tujuh kali, itulah sebabnya manusia sampai sekarang
melakukan ibadah Sa’i antara kedua bukit tersebut.
Ketika Hajar berada di atas bukit Marwah,
ia mendengar suara yang memerintahkannya untuk diam. Ternyata, Hajar mendapati
malaikat yang berada disuatu tempat yang nanti dinamai mata air Zam-zam.
Malaikat itu mengais-ngais tanah. Lalu muncullah air yang terus mengalir. Tentu
saja Hajar sangat bahagia.Hajar memuji Alloh subhaanahu wata’aala dan sangat
bersyukur atas nikmat yang diberikan kepadanya itu. Dengan bergegas ia meminum
airnya dan menyusui Ismail ‘alaihi ssalaam .
Beberapa tahun berlalu. Dengan tabah dan
sabar, Hajar tinggal di padang pasir yang tandus bersama Ismail ‘alaihi ssalaam
yang mulai tumbuh dewasa. Kemudian Alloh
mengutus kabilah Arab Jurhum. Ketika melihat Hajar, mereka memutuskan untuk
tinggal didekat Hajar. Hajar pun dengan senang mengizinkan mereka. Akhirnya,
Hajar mempunyai tetangga yang menemani mereka.
Ismail ‘alaihi ssalaam semakin hari tumbuh sebagai pemuda yang tampan
dan gagah. Keluarga Arab Jurhum sangat menyukai Ismail ‘alaihi ssalaam .
Akhirnya mereka meminta agar Hajar menikahkan Ismail ‘alaihi ssalaam dengan putri mereka. Hajar menganggap itu usul
yang baik. Menikahlah Ismail ‘alaihi ssalaam . Tak lama kemudian , Hajar
tertimpa sakit. Lalu Hajar pun meninggal.
Suatu hari, Ibrohim ‘alaihi ssalaam mengunjungi Ismail ‘alaihi ssalaam . Namun,
Ismail ‘alaihi ssalaam sedang berburu.
Di rumahnya Ibrohim hanya bertemu dengan menantunya.
“Bagaimana kehidupan kalian?” tanya Ibrohim
‘alaihi ssalaam
“Kondisi kami sangat sulit dan
memprihatinkan” keluh istri Ismail ‘alaihi ssalaam .
“Kalau suamimu pulang, salamku kepadanya
dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya” pesan Ibrohim ‘alaihi
ssalaam lalu ia pun pergi.
Sepulangnya Ismail ‘alaihi ssalaam , ia
merasakan sesuatu. “Apakah ada yang datang?”
“Ya” jawab istri Ismail ‘alaihi ssalaam lalu menceritakan perihal Ibrohim ‘alaihi
ssalaam .
“Itu adalah ayahku dan ia memerintahkanku
agar menceraikanmu”
Ismail ‘alaihi ssalaam langsung melaksanakan perintah ayahnya karena
ayahnya adalah nabi yang ucapannya tidaklah diikuti oleh hawa nafsu. Setelah
itu , Ismail menikahi wanita lain. Selang beberapa waktu kemudian, Ibrohim ‘alaihi
ssalaam datang lagi.
“Suamiku sedang berburu” ujar istri Ismail
‘alaihi ssalaam yang baru saat Ibrohim ‘alaihi
ssalaam bertanya tentang Ismail ‘alaihi
ssalaam .
“Bagaimana kehidupan kalian?” tanya Ibrohim
‘alaihi ssalaam
Istri Ismail ‘alaihi ssalaam yang baru adalah wanita yang sholihah. Ia pun
memuji Alloh ‘alaihi ssalaam dan
mensyukuri kebaikan suaminya.
“Kalau suamimu pulang sampaikan salamku
dan katakan agar ia menguatkan palang pintunya” pesan Ibrohim ‘alaihi ssalaam sebelum ia beranjak pergi.
Ketika Ismail ‘alaihi ssalaam pulang, ia bertanya, “Apakah ada yang datang?”
“Ya” jawab istrinya lalu bercerita perihal
Ibrohim ‘alaihi ssalaam .
“Itu adalah ayahku, ia memerintahkanku
agar mempertahnkanmu sebagai istriku” jelas Ismail ‘alaihi ssalaam .
Ibrohim ‘alaihi ssalaam datang untuk yang ketiga kalinya. Akhirnya
Alloh mempertemukan mereka. Ismail ‘alaihi ssalaam menyambuat ayahnya dengan sukacita.
“Wahai Ismail, Alloh memerintahkanku agar
membangun rumah Ibadah untuk manusia di sini”
“Saya akan membantumu, ayah”
Maka mulailah mereka membuat pondasi
baitulloh ka’bah.
Kisah Penyembelihan
Ismail ‘alaihi ssalaam
Semakin lama, Ibrohim ‘alaihi ssalaam semakin mencintai dan menyayangi Ismail ‘alaihi
ssalaam . Alloh pun menguji Ibrohim ‘alaihi ssalaam melalui mimpi yang terjadi setiap malam selama
tiga hari berturut-turut. Ibrohim ‘alaihi ssalaam menceritakan mimpinya itu kepada anak
tercintanya itu.
“Sungguh aku melihat dalam mimpiku bahwa
aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu…” ujar Ibrohim ‘alaihi
ssalaam .
“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu. InsyaAlloh engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
sabar” jawab Ismaill ‘alaihi ssalaam .
Ibrohim ‘alaihi ssalaam lalu membaringkan Ismail ‘alaihi ssalaam dengan menelungkupkan wajahnya agar saat
menyembelih dia tidak melihat wajah anaknya. Bagaimanapun Ismail ‘alaihi
ssalaam adalah anaknya yang sangat
dicintai dan disayanginya. Namun, Ibrohim ‘alaihi ssalaam tunduk dan patuh pada perintah Alloh karena
mimpi seorang nabi adalah wahyu. Saat hendak menyembelih, Ibrohim ‘alaihi
ssalaam membaca basmallah dan bertakbir.
Ismail ‘alaihi ssalaam mengucapkan
syahadat. Keduanya telah siap melaksanakan apa yang diwahyukan Alloh dengan
sangat sabar. Pada saat yang mencekam itulah, Alloh berfirman…
“Wahai Ibrohim, sesungguhnya engkau telah
membenarkan mimpi itu. Sungguh ini adalah benar-benar ujian yang nyata. Dan
kami tebus anak itu (Ismail) dengan sesembelihan yang besar” (Qs. ‘alaihi
ssalaam h Shaffat : 102-107)
Alloh meebus Ismail ‘alaihi ssalaam dengan seekor domba putih bertanduk. Ibrohim ‘alaihi
ssalaam diperintah membebaskan Ismail ‘alaihi
ssalaam dan menyembelih domba tersebut.
Tentu saja Ibrohim ‘alaihi ssalaam dan
Ismail ‘alaihi ssalaam sangat bersyukur.
Demikianlah Alloh menguji keimanan hambanya. Sesungguhnya Ibrohim ‘alaihi
ssalaam dan Ismail ‘alaihi ssalaam memang hamba-hamba Alloh yang sabar dan taat
pada Robb-Nya!
Kehamilan Saroh
Suatu hari, Ibrohim ‘alaihi ssalaam kedatangan tamu. Setelah menyambut mereka,
Ibrohim ‘alaihi ssalaam menemui istrinya
lalu kembali lagi menemui sang tamu dengan membawa daging anak sapi yang sudah
matang.
“Silahkan makan,” ujar Ibrohim ‘alaihi
ssalaam . Namun, tamu-tamunya itu tidak sedikitpun menyentuh hidangnnya. Hati
Ibrohim ‘alaihi ssalaam mulai disusupi
rasa takut.
“Jangan takut, sesungguhnya kami adalah
malaikat yang diutus kepada kaum Luth” ujar malikat. Barulah Ibrohim ‘alaihi
ssalaam mengetahui perihal tamunya.
Hatinya menjadi lapang. Pada saat itulah malaikat menyampaikan berita gembira
bahwa Saroh akan hamil dan melahirkan anak yang bernama Ishaq ‘alaihi ssalaam ,
kelak dari Ishaq akan lahir Ya’qub ‘alaihi ssalaam dan anak keturunannya. Mendengar berita
gembira , Saroh yang berada dibalik tirai menjadi terkejut.
“Sangat mengherankan, apakah aku akan
melahirkan padahal aku seorang permpuan yang sudah tua dan suamiku pun juga
sudah tua? Sungguh ini benar-benar mustahil…” seru Saroh tak percaya.
“Apakah kamu heran dengan ketetapan Alloh?
Itu adalah rahmat dan berkah Alloh atasmu hai Ahlulbait. Sesungguhnya Alloh
Maha Terpuji dan Maha Pemurah” (Qs. Hud : 72)
Begitulah Alloh subhaanahu wata’aala
membalas kesabaran dan ketaatan para hambaNya. Taklama, Saroh pun mulai hamil.
Saroh dan Ibrohim ‘alaihi ssalaam menjadi sangat bahagia. Terlebih saat lahirlah
bayi laki-laki yang sehat dan mereka namai Ishaq ‘alaihi ssalaam .
Kematian Ibrohim
Saroh hidup bersama Ibrohim ‘alaihi
ssalaam selama berpuluh-puluh tahun
dalam rentang usia yang sangat tua. Pada saat usia Saroh 129 tahun, ia pun
meninggal. Ibrohim ‘alaihi ssalaam sangat berduka karena ia sangat mencintai
istrinya itu. Ibrohim ‘alaihi ssalaam hidup sampai berumur 200 tahun. Kemudian ia
pun meninggal. Ismail ‘alaihi ssalaam dan Ishaq ‘alaihi ssalaam menguburkan mayat ayah mereka disisi kuburan
Saroh.
>>sumber referensi / rujukan<<
Terjemahan :
Alqur'anul Karim
Tafsir Ibnu Katsir
Kisah para nabi & Rosul Ibnu Katsir
Tafsir As-sa'di
Tahdzib Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam
Raudhah Al Anwar fi siroh An Nabiy Al Mukhtar
Ar-Rohiqul Makhtum Syafiyurrohman
Nisaa' Haular Rosul
Shohih As Siroh An Nabawiyah
Hakikat Syahadat Rosululloh
0 komentar:
Posting Komentar
komentar anda akan sangat membantu untuk perkembangan blog ini. Dimohon untuk berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun. Dilarang keras berkomentar mengenai musik, nyanyian, hinaan, cacian, pelecehan agama, dan sebagainya. Dipersilahkan untuk berkomentar di luar tema postingan. terimakasih dan wassalaamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh.