Iklan

Masukkan alamat email anda:

Thank you for Visit my blog

Selasa, 14 Februari 2012

Kisah Nabi Nuh 'alaihi ssalaam dan banjir bah





Berabad-abad setelah zaman Nabi Adam  ‘alaihi ssalaam , hiduplah orang-orang sholih yang taat dan tekun beribadah kepada Alloh. Mereka adalah Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Orang-orang sholih ini punya pengikut yang menjadikan mereka panutan.
Orang-orang sholih ini kemudian meninggal , para pengikutnya menjadi sedih. Lalu datanglah syaitan yang mengajari para pengikut itu agar menbuat patung orang-orang sholih tersebut. Para pengikut ini pun menganggap usul syaitan sebagai usul yang baik maka mereka segera membuat patung-patung orang sholih tesebut.
Kematian pun mendatangi satu demi satu pengikut orang-orang sholih tersebut. Tinggallah anak keturunan mereka dalam kondisi bodoh terhadap agama. Syaitan pun mulai mengajari mereka agar menjadikan patung-patung orang sholih itu sebagai sesembahan. Mulailah awal kesyirikan!! Patung-patung itu kemudian dijadikan sesembahan selain Alloh subhanahu wata’aala!
Ditengah kesyirikan dan kejahilan manusia, Alloh mengutus Nuh  ‘alaihi ssalaam  sebagai rosul yang menyeru manusia kepada ibadah Tauhid agar manusia hanya meyembah  Alloh dan meninggalkan sesembahan kepada patung. Ketika diutus sebagai rosul, Nuh  ‘alaihi ssalaam  berumur 480 tahun. Rentang masa antara Nabi Adam  ‘alaihi ssalaam  dan Nuh  ‘alaihi ssalaam  adalah sepuluh abad.
Nuh ditugaskan mendakwahi manusia agar beribadah hanya kepada Alloh dan tidak menyembah berhala.
Nuh  ‘alaihi ssalaam  berkata, “Hai kaumku, sembahlah oleh kalian Alloh. Sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Alloh. Maka mengapa kalian tidak bertaqwa? (Qs. al Mu’minuun ; 23)
Namun seruan Nuh  ‘alaihi ssalaam  hanya dijawab dengan hinaan, cemoohan bahkan ancaman. Orang-orang kaya kaum Nuh  ‘alaihi ssalaam  mengatakan bahwa nuh adalah orang gila dan sesat. Pemuka-pemuka kaum Nuh menyuruh Nuh  ‘alaihi ssalaam  agar menghentikan dakwahnya atau mereka akan merajamnya.
Dengan sabar, Nuh  ‘alaihi ssalaam  terus mendakwahi kaumnya . Selama 950 tahun Nuh  ‘alaihi ssalaam  hidup bersama kaumnya dengan mendakwahi Ibadah Tauhid. Tapi kaumnya semakin menentang dan membenci Nuh.
Nuh pun mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah aku” (Qs. al Qomar : 10)
Alloh mewahyukan kepada Nuh  ‘alaihi ssalaam  agar membuat kapal. Segera Nuh  ‘alaihi ssalaam  melaksanakan perintah Alloh. Nuh membuat kapal yang sangat besar terdiri dari tiga tingkat. Melihat apa yang dilakukan Nuh  ‘alaihi ssalaam , para pemuka kaum Nuh semakin mengejek Nuh  ‘alaihi ssalaam  dan para pengikutnya. Mereka mencemooh Nuh dan menganggap Nuh benar-benar sudah gila.
Alloh subhanahu wata’aala memberi tanda kepada Nuh  ‘alaihi ssalaam . Permukaan bumi dan semua penjuru bumi mulai mengeluarkan air. Maka Alloh berfirman agar Nuh segera memasukkan ke kapal tiap hewan yang ada secara berpasangan jantan dan betina. Setelah itu, bersama orang-orang yang beriman Nuh pun naik ke kapal.
Dengan perintah Alloh subhanahu wata’aala, azab pun datang ! Keluarlah air dari semua penjuru bumi dalam jumlah yang sangat besar. Langit menurunkan hujan sederas-derasnya. Bertemulah air bumi dan air langit membentuk banjir yang maha dahsyat!! Kaum Nuh  ‘alaihi ssalaam  yang sombong mencoba menyelamatkan diri. Tapi tidak satu pun yang selamt dari azab Alloh!!
Ditengah azab banjir, Nuh melihat anaknya Qon’aan. Kasih sayang seorang ayah membuat Nuh mencoba menyelamatkan anaknya.
Nuh  ‘alaihi ssalaam  memanggil, “Wahai anakku, naiklah ke kapal berama kami. Janganlah kamu bersama orang-orang yang kafir”
Qon’aan menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari bah”
Nuh  ‘alaihi ssalaam  menjawab, “Tidak ada yang melindungi dari azab Alloh pada hari ini selain Alloh yang maha penyayang”
Gelombang menerpa menghalangi keduanya. Banjir pun lalu menenggelamkan Qon’aan.
Setelah semua orang kafir ditelan banjir, Alloh memerintahkan agar bumi menelan semua air dan langit diperintah menghentikan hujan. Bumi kembali kering. Kapal Nuh  ‘alaihi ssalaam  berlabuh di atas bukit yang bernama Judy yang sekarang terletak di Armenia Selatan berbatasan dengan Mesopotamia.
Nuh  ‘alaihi ssalaam  berdo’a, “Robbku, sesungguhnya anakku adalah keluargaku”
Alloh  subhanahu wata’aala pun menegur Nuh, “Wahai Nuh sesungguhnya dia anakmu bukanlah termasuk keluargamu. Sungguh perbuatannya tidaklah baik. Sebab itu jangnlah kamu berdo’a kepadaku sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya Aku memperingatkanmu agar kamu tidak termasuk orang-orang yang bodoh”
Nuh  ‘alaihi ssalaam  meminta ampun atas kesalahannya yang mendo’akan anak yang kafir.





>>sumber referensi / rujukan<<


Terjemahan : 

Alqur'anul Karim
Tafsir Ibnu Katsir
Kisah para nabi & Rosul Ibnu Katsir
Tafsir  ‘alaihi ssalaam -sa'di
Tahdzib Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam
Raudhah Al Anwar fi siroh An Nabiy Al Mukhtar
Ar-Rohiqul Makhtum Syafiyurrohman
Nisaa' Haular Rosul
Shohih  ‘alaihi ssalaam  Siroh An Nabawiyah
Hakikat Syahadat Rosululloh


0 komentar:

Posting Komentar

komentar anda akan sangat membantu untuk perkembangan blog ini. Dimohon untuk berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun. Dilarang keras berkomentar mengenai musik, nyanyian, hinaan, cacian, pelecehan agama, dan sebagainya. Dipersilahkan untuk berkomentar di luar tema postingan. terimakasih dan wassalaamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh.