Berabad-abad setelah zaman Nabi Adam ‘alaihi ssalaam , hiduplah orang-orang sholih
yang taat dan tekun beribadah kepada Alloh. Mereka adalah Wadd, Suwaa’,
Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Orang-orang sholih ini punya pengikut yang menjadikan
mereka panutan.
Orang-orang sholih ini kemudian meninggal
, para pengikutnya menjadi sedih. Lalu datanglah syaitan yang mengajari para
pengikut itu agar menbuat patung orang-orang sholih tersebut. Para pengikut ini
pun menganggap usul syaitan sebagai usul yang baik maka mereka segera membuat
patung-patung orang sholih tesebut.
Kematian pun mendatangi satu demi satu
pengikut orang-orang sholih tersebut. Tinggallah anak keturunan mereka dalam
kondisi bodoh terhadap agama. Syaitan pun mulai mengajari mereka agar
menjadikan patung-patung orang sholih itu sebagai sesembahan. Mulailah awal
kesyirikan!! Patung-patung itu kemudian dijadikan sesembahan selain Alloh
subhanahu wata’aala!
Ditengah kesyirikan dan kejahilan manusia,
Alloh mengutus Nuh ‘alaihi ssalaam sebagai rosul yang menyeru manusia kepada
ibadah Tauhid agar manusia hanya meyembah Alloh dan meninggalkan
sesembahan kepada patung. Ketika diutus sebagai rosul, Nuh ‘alaihi ssalaam berumur 480 tahun. Rentang masa antara Nabi
Adam ‘alaihi ssalaam dan Nuh
‘alaihi ssalaam adalah sepuluh
abad.
Nuh ditugaskan mendakwahi manusia agar
beribadah hanya kepada Alloh dan tidak menyembah berhala.
Nuh
‘alaihi ssalaam berkata, “Hai
kaumku, sembahlah oleh kalian Alloh. Sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain
Alloh. Maka mengapa kalian tidak bertaqwa? (Qs. al Mu’minuun ; 23)
Namun seruan Nuh ‘alaihi ssalaam hanya dijawab dengan hinaan, cemoohan bahkan
ancaman. Orang-orang kaya kaum Nuh ‘alaihi
ssalaam mengatakan bahwa nuh adalah
orang gila dan sesat. Pemuka-pemuka kaum Nuh menyuruh Nuh ‘alaihi ssalaam agar menghentikan dakwahnya atau mereka akan
merajamnya.
Dengan sabar, Nuh ‘alaihi ssalaam terus mendakwahi kaumnya . Selama 950 tahun
Nuh ‘alaihi ssalaam hidup bersama kaumnya dengan mendakwahi Ibadah
Tauhid. Tapi kaumnya semakin menentang dan membenci Nuh.
Nuh pun mengadu kepada Tuhannya,
“Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah aku” (Qs. al Qomar : 10)
Alloh mewahyukan kepada Nuh ‘alaihi ssalaam agar membuat kapal. Segera Nuh ‘alaihi ssalaam melaksanakan perintah Alloh. Nuh membuat kapal
yang sangat besar terdiri dari tiga tingkat. Melihat apa yang dilakukan Nuh ‘alaihi ssalaam , para pemuka kaum Nuh
semakin mengejek Nuh ‘alaihi ssalaam dan para pengikutnya. Mereka mencemooh Nuh dan
menganggap Nuh benar-benar sudah gila.
Alloh subhanahu wata’aala memberi tanda
kepada Nuh ‘alaihi ssalaam . Permukaan
bumi dan semua penjuru bumi mulai mengeluarkan air. Maka Alloh berfirman agar
Nuh segera memasukkan ke kapal tiap hewan yang ada secara berpasangan jantan
dan betina. Setelah itu, bersama orang-orang yang beriman Nuh pun naik ke
kapal.
Dengan perintah Alloh subhanahu wata’aala,
azab pun datang ! Keluarlah air dari semua penjuru bumi dalam jumlah yang
sangat besar. Langit menurunkan hujan sederas-derasnya. Bertemulah air bumi dan
air langit membentuk banjir yang maha dahsyat!! Kaum Nuh ‘alaihi ssalaam yang sombong mencoba menyelamatkan diri. Tapi
tidak satu pun yang selamt dari azab Alloh!!
Ditengah azab banjir, Nuh melihat anaknya
Qon’aan. Kasih sayang seorang ayah membuat Nuh mencoba menyelamatkan anaknya.
Nuh
‘alaihi ssalaam memanggil, “Wahai
anakku, naiklah ke kapal berama kami. Janganlah kamu bersama orang-orang yang
kafir”
Qon’aan menjawab, “Aku akan mencari
perlindungan ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari bah”
Nuh
‘alaihi ssalaam menjawab, “Tidak
ada yang melindungi dari azab Alloh pada hari ini selain Alloh yang maha
penyayang”
Gelombang menerpa menghalangi keduanya.
Banjir pun lalu menenggelamkan Qon’aan.
Setelah semua orang kafir ditelan banjir,
Alloh memerintahkan agar bumi menelan semua air dan langit diperintah
menghentikan hujan. Bumi kembali kering. Kapal Nuh ‘alaihi ssalaam berlabuh di atas bukit yang bernama Judy yang
sekarang terletak di Armenia Selatan berbatasan dengan Mesopotamia.
Nuh
‘alaihi ssalaam berdo’a, “Robbku,
sesungguhnya anakku adalah keluargaku”
Alloh subhanahu wata’aala pun
menegur Nuh, “Wahai Nuh sesungguhnya dia anakmu bukanlah termasuk keluargamu. Sungguh
perbuatannya tidaklah baik. Sebab itu jangnlah kamu berdo’a kepadaku sesuatu
yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya Aku memperingatkanmu agar kamu tidak
termasuk orang-orang yang bodoh”
Nuh
‘alaihi ssalaam meminta ampun
atas kesalahannya yang mendo’akan anak yang kafir.
>>sumber
referensi / rujukan<<
Terjemahan :
Alqur'anul Karim
Tafsir Ibnu
Katsir
Kisah para nabi & Rosul Ibnu Katsir
Tafsir ‘alaihi ssalaam -sa'di
Tahdzib Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam
Raudhah Al Anwar
fi siroh An Nabiy Al Mukhtar
Ar-Rohiqul
Makhtum Syafiyurrohman
Nisaa' Haular Rosul
Shohih ‘alaihi ssalaam Siroh An Nabawiyah
Hakikat Syahadat Rosululloh
0 komentar:
Posting Komentar
komentar anda akan sangat membantu untuk perkembangan blog ini. Dimohon untuk berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun. Dilarang keras berkomentar mengenai musik, nyanyian, hinaan, cacian, pelecehan agama, dan sebagainya. Dipersilahkan untuk berkomentar di luar tema postingan. terimakasih dan wassalaamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh.